BLOGGER TEMPLATES Funny Pictures

Senin, 13 Mei 2013

fungsi sekresi dan regulasi caluan cerna

Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
1
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan d
an kelenjar-kelenjar
yang pencernaan. Fungsi sistem pencernaan adalah me
mperoleh zat-zat makanan
yang dibutuhkan bagi tubuh.
Struktur Histologi Umum Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktur
al tertentu yang
terdiri atas 4 lapisan utama yaitu: lapisan mukosa,
submukosa, lapisan otot, dan
lapisan serosa.
1.
Lapisan mukosa terdiri atas (1) epitel pembatas; (2
) lamina propria yang terdiri
dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pemb
uluh darah kapiler dan
limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengand
ung juga kelenjar-kelenjar
dan jaringan limfoid; dan (3) muskularis mukosae.
2.
Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang d
engan banyak pembuluh
darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dina
makan Meissner), dan
kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.
3.
Lapisan otot tersusun atas: (1) sel-sel otot polos,
berdasarkan susunannya
dibedakan menjadi 2 sublapisan menurut arah utama s
el-sel otot yaitu sebelah
dalam (dekat lumen), umumnya tersusun melingkar (si
rkuler); pada sublapisan
luar, kebanyakan memanjang (longitudinal). (2) kump
ulan saraf yang disebut
pleksus mienterik (atau Auerbach), yang terletak an
tara 2 sublapisan otot. (3)
pembuluh darah dan limfe.
4.
Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas (1
) jaringan penyambung
jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan adipo
sa; dan (2) epitel gepeng
selapis (mesotel).
Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adala
h:
1.
Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeab
el selektif antara isi
saluran dan jaringan tubuh.
2.
Mempermudah transpor dan pencernaan makanan
3.
Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-
sari makanan). Sel-sel pada
lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperan
dalam pencernaan atau
absorpsi makanan.
Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina
propria dan lapisan
submukosa sebagai sistem pertahanan tubuh atau peli
ndung dari infeksi
mikroorganisme dari invasi virus dan bakteri.
Muskularis mukosae dan lapisan otot untuk pergeraka
n lapisan mukosa
secara independen (otonom) dari pergerakan saluran
pencernaan lain, sehingga
meningkatkan kontak dengan makanan. Kontraksi lapis
an mukosa mendorong
(peristaltik) dan mencampur makanan (segmentasi) da
lam saluran pencernaan.
Pleksus-pleksus saraf mengatur kontraksi muskuler i
ni, yang membentuk
gangglia parasimpatis. Banyaknya jala-jala serabut
pre- dan postganglionik sistem
saraf otonom dan beberapa serabut-serabut sensoris
viseral dalam ganglia ini
memungkinkan komunikasi diantara mereka. Kenyataan
bahwa saluran pencernaan
menerima banyak persyarafan dari sistem saraf otono
m memberikan penjelasan
anatomik akan besarnya pengaruh gangguan emosi pada
saluran pencernaan –
suatu fenomena yang penting pada pengobatan psikoso
matis.

Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
2
Rongga Mulut
Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng ber
lapis tanpa tanduk. Atap
mulut tersusun atas palatum keras (
durum
) dan lunak (
molle
), keduanya diliputi
oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupak
an tonjolan konis yang menuju
ke bawah dari batas tengah palatum lunak.
Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliput
i oleh membran
mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling
bersilangan dalam 3 bidang,
berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahka
n oleh jaringan penyambung.
Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus
, sedangkan permukaan
dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-t
onjolan kecil yang dinamakan
papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan
epitel mulut dan lamina propria
yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat
4 jenis papilae.
1.
Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan lang
sing dan konis, sangat
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Ep
itelnya tidak mengandung
puting kecap (reseptor).
2.
Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena
mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papil
ae ini, mengandung
puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas,
secara tidak teratur
terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yan
g banyak jumlahnya.
3.
Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjola
n yang sangat padat
sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila in
i mengandung banyak puting
kecap.
4.
Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat
besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Pap
ilae circumvalate tersebar
pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak
kelenjar mukosa dan
serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur
dalam yang mengelilingi
pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerup
ai parit ini
memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas ba
nyak puting kecap yang
terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi
ini penting untuk
menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting
kecap sehingga mereka
dapat menerima dan memproses rangsangan pengencapan
yang baru. Selain
kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jeni
s papila ini, terdapat
kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di s
eluruh dinding rongga
mulut lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagai
nya-untuk memberi respon
terhadap rangsangan kecap.
Pharynx
Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mul
ut dan sistem
pernapasan dan pencernaan. Ia membentuk hubungan an
tara daerah hidung dan
larynx. Pharynx dibatasi oleh epitel berlapis gepen
g jenis mukosa, kecuali pada
daerah-daerah bagian pernapasan yang tidak mengalam
i abrasi. Pada daerah-daerah
yang terakhir ini, epitelnya toraks bertingkat bers
ilia dan bersel goblet. Pharynx
mempunyai tonsila yang merupakan sistem pertahanan
tubuh. Mukosa pharynx
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
3
juga mempunyai banyak kelenjar-kelenjar mukosa keci
l dalam lapisan jaringan
penyambung padatnya.
Oesofagus
Bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot
yang berfungsi
menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Oesofagu
s diselaputi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada lapisan submukos
a terdapat kelompokan
kelenjar-kelenjar oesofagea yang mensekresikan muku
s. Pada bagian ujung distal
oesofagus, lapisan otot hanya terdiri sel-sel otot
polos, pada bagian tengah,
campuran sel-sel otot lurik dan polos, dan pada uju
ng proksimal, hanya sel-sel otot
lurik.
Lambung
Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang me
lebar, yang
fungsi utamanya adalah menampung makanan yang telah
dimakan, mengubahnya
menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (
chyme
). Permukaan lambung
ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang d
inamakan rugae. Invaginasi
epitel pembatas lipatan-lipatan tersebut menembus l
amina propria, membentuk alur
mikroskopik yang dinamakan
gastric pits
atau
foveolae gastricae
. Sejumlah
kelenjar-kelenjar kecil, yang terletak di dalam lam
ina propria, bermuara ke dalam
dasar
gastric pits
ini. Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dar
i sel-sel toraks
yang mensekresi mukus. Lambung secara struktur hist
ologis dapat dibedakan
menjadi: kardia, korpus, fundus, dan pylorus.
Daerah Kardia
Kardia merupakan peralihan antara oesofagus dan lam
bung. Lamina
proprianya mengandung kelenjar-kelenjar kardia turb
ular simpleks bercabang,
bergelung dan sering mempunyai lumen yang besar yan
g berfungsi mensekresikan
mukus. Kelenjar-kelenjar ini strukturnya sama seper
ti kelenjar kardia bagian
terminal oesofagus dan mengandung (dan mungkin sekr
esi) enzim lisosom.
Korpus dan Fundus
Lamina mukosa tersusun atas 6 jenis sel yaitu: (1)
sel-sel mukus istmus, (2)
sel-sel parietal (oksintik), (3) sel-sel mukus lehe
r, (4) chief cells (sel zimogenik),
(5) sel-sel argentafin, dan (6) sel-sel yang mengha
silkan zat seperti glukagon.
1.
Sel-sel mukus istmus terdapat dalam bagian atas kel
enjar pada daerah peralihan
antara leher dan gastric pit. Sel-sel ini mengsekre
si mukus netral yang
membatasi dan melindungi permukaan lambung dari asa
m.
2.
Sel parietal (oksintik) terutama terdapat pada bagi
an setengah atas kelenjar dan
tersisip antara sel-sel mukus leher. Sel parietal m
erupakan sel bulat atau
piramidal dengan inti sferis di tengah dan sitoplas
ma yang jelas eosinofilik.
Sel-sel parietal menghasilkan asam klorida (HCl) ya
ng terdapat dalam getah
lambung. Pada kasus gastritis atrofikans, sel parie
tal dan chief cells keduanya
jumlahnya berkurang, dan getah lambung mempunyai se
dikit atau tidak
mempunyai aktivitas pepsin. Asam yang disekresi ber
asal dari klorida-klorida
yang terdapat dalam darah di tambah kation (H
+
) yang berasal dari kerja suatu
enzim-anhidrase karbonat. Anhidrase karbonat bekerj
a pada CO
2
untuk
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
4
menghasilkan asam karbonat, yang berdisosiasi menja
di bikarbonat dan satu
H
+
. Kedua kation dan ion klorida secara aktif ditansp
or melalui membran sel
sedangkan air akan berdifusi secara pasif mengikuti
perbedaan tekanan
osmotik.
3.
Sel mukus leher terdapat dalam kelompokkan atau sel
-sel tunggal antara sel-sel
parietal dalam leher kelenjar gastrik. Sekret sel m
ukus leher adalah mukus
asam yang kaya akan glikosaminoglikans.
4.
Chief cells (sel zimogenik) mensintesis dan mengelu
arkan protein yang
mengandung enzim inaktif pepsinogen. Bila granula p
epsinogen dikeluarkan
ke dalam lingkungan lambung yang asam, enzim diubah
menjadi enzim
proteolitik yang sangat aktif yang disebut pepsin.
5.
Sel-sel argentafin juga dinamakan sel-sel enterokro
mafin karena afinitasnya
terhadap garam kromium serta perak. Sel-sel ini jum
lahnya lebih sedikit dan
terletak pada dasar kelenjar, terselip antara sel-s
el zimogenik. Fungsi mereka
sebenarnya masih merupakan spekulasi (belum jelas).
6.
Sel-sel endokrin lain yang dapat digolongkan sebaga
i sel-sel APUD (
amine
precursor uptake and decarboxyllation
) menghasilkan hormon Gastrin.
Pilorus
Pada pilorus terdapat kelenjar bergelung pendek yan
g mensekresikan enzim
lisosim. Diantara sel-sel mukus ke lenjar pilorus t
erdapat sel-sel gastrin (G) yang
berfungsi mengeluarkan hormone gastrin. Gastrin ber
fungsi merangsang
pengeluaran asam lambung oleh kelenjar-kelenjar lam
bung.
Muskularis mukosae lambung terdiri atas 2 atau 3 la
pisan otot yang tegak
lurus menembus ke dalam laminan propria. Apabila ot
ot berkontraksi akan
mengakibatkan lipatan pada permukaan dalam organ ya
ng selanjutnya akan
menekan kelenjar lambung dan mengeluarkan sekretnya
.
1.
Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang d
an pembuluh-pembuluh
darah dan limfe dan diinfiltrasi oleh sel-sel limfo
id dan mast cells.
2.
Muskularis eksterna terdiri atas serabut-serabut sp
iral yang terletak dalam 3
arah utama: lapisan eksterna adalah longitudinal, l
apisan tengah adalah sirkular,
dan lapisan interna adalah miring.
3.
Lapisan serosa adalah tipis dan diliputi oleh mesot
el.
Pergantian (turnover) Mukosa Lambung
Selain untuk mengganti sel-sel epitel yang mengelup
as setiap hari,
membran mukosa lambung dapat mengalami regenerasi b
ila cedera. Aktivitas
mitosis terutama dilakukan oleh sel-sel leher kelen
jar. Kecepatan pembaharuan sel-
sel epitel ini sekitar 5 hari. Epitel pembatas lamb
ung hidupnya singkat, dan sel-sel
terus menerus mengelupas dalam lumen. Sel-sel ini d
engan lambat berdiferensiasi
menjadi sel partietal dan chief cells (sel zimogeni
k).
Usus Halus
Usus halus relatif panjang – kira-kira 6 m – dan in
i memungkinkan kontak
yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan
serta antara hasil-hasil
pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. U
sus halus terdiri atas 3 segmen:
duodenum, jejunum, dan ileum.
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
5
Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lip
atan permanen
yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkring
i. Pada membran mukosa
terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar
tubulosa simpleks yang
dinamakan kelenjar intestinal (kriptus atau kelenja
r
Lieberkuhn
). Kelenjar-
kelenjar intestinal mempunyai epitel pembatas usus
halus dan sel-sel goblet (bagian
atas).
Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel,
yang paling banyak
adalah sel epitel toraks (absorptif), sel paneth, d
an sel-sel yang mengsekresi
polipeptida endokrin.
1.
Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai o
leh adanya permukaan apikal
yang mengalami spesialisasi yang dinamakan ”
striated border
” yang tersusun
atas mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiolog
is yang penting karena
sangat menambah permukaan kontak usus halus dengan
makanan.
Striated
border
merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus
halus. Enzim ini
terikat pada mikrovili, menghidrolisis disakarida m
enjadi monosakarida,
sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama didu
ga terdapat enzim
dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi u
nsur-unsur asam
aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih pentin
g adalah mengabsorbsi zat-
zat sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaa
n.
2.
Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel a
bsorpsi, jumlahnya lebih sedikit
dalam duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. S
el goblet menghasilkan
glikoprotein asam yang fungsi utamanya melindungi d
an melumasi mukosa
pembatas usus halus.
3.
Sel-sel
Paneth
(makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal m
erupakan sel
eksokrin serosa yang mensintesis lisosim yang memil
iki aktivitas antibakteri
dan memegang peranan dalam mengawasi flora usus hal
us.
4.
Sel-sel
endokrin
saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencerna
an
antara lain: sekretin, dan kolesistokinin (CCK). Se
kretin berperan sekresi
cairan pankreas dan bikarbonat. Kolesistokinin berp
eran merangsang kontraksi
kandung empedu dan sekresi enzim pankreas. Dengan d
emikian, aktivitas
sistem pencernaan diregulasi oleh sistem saraf dan
hormon-hormon peptida.
Lamina propria sampai serosa
Lamina propria usus halus terdiri atas jaringan pen
yambung jarang dan
pembuluh darah dan limfe, serabut-serabut saraf, da
n sel-sel otot polos. Tepat di
bawah membrana basalis, terdapat lapisan kontinyu
sel-sel limfoid
penghasil
antibodi dan makrofag, membentuk sawar imunologik p
ada daerah ini. Lamina
propria menembus ke dalam inti vili usus, bersama d
engan pembuluh darah dan
limfe, saraf, jaringan penyambung, miofibroblas, da
n sel-sel otot polos. Bercak
PEYERI (Peyer’s path).
Submukosa pada bagian permulaan duodenum terdapat k
elenjar-kelenjar
tubulosa bercabang, bergelung yang bernuara ke dala
m kelenjar intestinal yang
disebut
kelenjar duodenum
(
Brunner
), yang berfungsi menghasilkan glikoprotein
netral untuk menetralkan HCl lambung, melindungi mu
kosa duodenum terhadap
pengaruh asam getah lambung, dan mengubah isi usus
halus ke pH optimal untuk
kerja enzim-enzim penkreas. Sel-sel kelenjar Brunne
r mengandung uragastron
yaitu suatu hormon yang menghambat sekresi asam klo
rida lambung.
Disamping kelenjar duodenum, submukosa usus halus
sering mengandung
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
6
nodulus limfatikus. Pengelompokkan nodulus ini memb
entuk struktur yang
dinamakan bercak Peyer.
Pembuluh dan saraf usus halus
Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan b
erperanan
menyingkirkan hasil-hasil pencernaan yang diabsorps
i menembus lapisan otot dan
membentuk pleksus yang luas dalam submukosa. Dari s
ubmukosa, cabang-
cabangnya meluas ke lapisan otot, lamina propria, d
an vili. Tiap-tiap vilus
menerima, menurut ukurannya, satu cabang atau lebih
yang membentuk jala-jala
kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung vili, ter
bentuk satu venula atau lebih dari
kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan arah y
ang berlawanan, mencapai vena-
vena pleksus submukosa. Pembuluh-pembuluh limfe usu
s halus mulai sebagai
tabung buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samp
ing lebih besar dari kapiler darah,
sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps
. Pembuluh-pembuluh ini
berjalan ke daerah lamina propria di atas muskulari
s mukosae, di mana mereka
membentuk pleksus. Dari sisni mereka menuju ke subm
ukosa, dimana mereka
mengelilingi nodulus limfe. Pembuluh-pembuluh ini b
eranastomosis dengan cepat
dan meninggalkan usus halus bersama dengan pembuluh
darah.
Persarafan usus halus terutama dibentuk oleh unsur
intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen intrinsik dibentuk oleh kelompokan neuron-
neuron yang membentuk
pleksus mesenterikus (Auerbach), terdapat antara la
pisan otot luar longitudinal dan
lapisan otot dalam yang sirkuler dan pleksus submuk
osa (Meissner) dalam lapisan
submukosa. Pleksus-pleksus mengandung beberapa naur
on sensoris yang
menerima informasi dari ujung-ujung saraf dekat lap
isan epitel dan dalam lapisan
otot polos mengenai susunan isi usus halus (kemores
eptor) dan dinding usus halus
(mekanoreseptor). Sel-sel saraf lain adalah efektor
dan mempersarafi lapisan otot
dan sel-sel yang mengsekresi hormon. Persarafan int
rinsik yang dibentuk oleh
pleksus-pleksus ini bertanggung jawab akan kontrkas
i usus halus yang terjadi pada
keadaan di mana persarafan ekstrinsik tidak ada sam
a sekali (total). Persarafan
ekstrinsik dibentuk oleh serabut-serabut saraf koli
nergik parasimpatis
preganglionik yang merangsang aktivitas otot polos
usus halus dan oleh serabut-
serabutb saraf adrenergik simpatis postganglionik y
ang menekan aktivitas otot
polos usus halus.
Histofisiologi
Dalam usus halus, proses pencernaan diselesaikan da
n hasil-hasilnya
diabrsorpsi. Pencernaan lipid terutama terjadi seba
gai akibat kerja lipase pankreas
dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi l
ipid terjadi dalam duodenum
dan jejenum bagian atas. Asam-asam amino dan monosa
karida yang berasal dari
pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah
sel-sel epitel oleh
transport
aktif
tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat.
Proses lain yang mungkin penting akan fungsi usus h
alus adalah pergerakan
berirama vili. Ini akibat kontraksi dari 2 sistem s
el yang terpisah. Sel-sel otot polos
berjalan vertikal antara muskularis murkosae dan uj
ung vili dapat berkontrkasi dan
memeprpendek vili.
Usus Besar
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
7
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipat
an kecuali pada bagian
distalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Ep
itel yang membatasi adalah
toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi
utama usus besar adalah:
1.
untuk absorpsi air dan
2.
pembentukan massa feses,
3.
pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, den
gan demikian
banyak sel goblet.
Lamina propria kaya akan sel-sel limfoid dan nodul
us limfatikus. Nodulus
sering menyebar ke dalam dan menginvasi submukosa.
Pada bagian bebas kolon,
lapisan serosa ditandai oleh suatu tonjolan pedunku
losa yang terdiri atas jaringan
adiposa – appendices epiploidices (usus buntu).
Pada daerah anus, membran mukosa mempunyai sekelom
pok lipatan
longitudinal, collum rectails Morgagni. Sekitar 2 c
m di atas lubang anus mukosa
usus diganti oleh epitel berlapis gepeng. Pada daer
ah ini, lamina propria
mengandung pleksus vena-vena besar yang bila meleba
r berlebihan dan mengalami
varikosa mengakibtakan hemoroid.
Sel-sel endokrin saluran pencernaan
.
Saluran pencernaan mengandung sel-sel pembentuk po
lipeptida endokrin
(hormon) berikut: sekretin, glukagon, somatostatin,
dan peptida menghambat
lambung. Kolesistokinin – hormon yang dihasilkan ol
eh mukosa usus halus dan
secara fisiologis penting untuk merangsang kontraks
i kandung empedu dan sekresi
pankreas. Aktivitas sistem pencernaan diawasi oleh
sistem saraf dan diatur oleh
sistem hormon-hormon.
Kelenjar Pencernaan
1. Kelenjar Saliva
Disamping kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di
seluruh rongga mulut,
terdapat 3 pasang kelenjar saliva yang besar; kelen
jar parotis, submandibularis
(submaxilaris), dan sublingualis.
Kelenjar saliva tersusun atas unit-unit morfologik
dan fungsional yang
dinamakan adenomer. Suatu adenomer memiliki bagian
sekretoris yang terdiri atas
sel-sel glandularis. Dekat basis sel sekretoris dan
duktus interkalaris terdapat sel-sel
otot polos yang disebut
mioepitel
. Kelenjar saliva yang besar tidak semata-mata
kelompokan adenomer tetapi mengandung unsur-unsur l
ain seperti jaringan
penyambung, pembuluh darah dan limfe, dan saraf-sar
af. Saluran yang terdapat
dalam lobulus dinamakan duktus intralobularis-berga
bung menjadi duktus
ekstralobularis.
Fungsi kelejar saliva adalah membasahi dan melumasi
rongga mulut dan
isinya, memulai pencernaan makanan, menyelenggaraka
n eksresi zat-zat tertentu
seperti urea dan tiosianat, dan mereabsorpsi natriu
m dan mengeksresi kalium.
Fungsi utama pankreas adalah menghasilkan enzim-enz
im pencernaan yang
bekerja dalam usus halus dan mengeksresi hormone in
sulin dan glukagon ke dalam
aliran darah.
Hati menghasilkan empedu suatu cairan penting dalam
pencernaan lemak;
memegang peranan penting pada metabolisme lipid; ka
rbohidrat, dan protein’
menginaktifkan dan memetabolisme banyak zat-zat tos
tik dan obat-obatan; dan

Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
8
peranan dalam metabolisme besi dan sintesis protein
-protein darah dan faktor-
faktor yang dibutuhkan untuk koagulasi darah. Kandu
ng empedu mengabsorpsi air
dari empedu dan menyimpan empedu dalam bantuk pekat
.
Struktur kelenjar submandibularis (submaxilaris). P
ada bagian sekretoris,
asini terdiri atas sel-sel piramid rosa dan mukosa
dan tubulus-tubulus dari sel-sel
mukosa. Pada sel-sel surosa, inti eukromatik dan bu
lat, dan pada basal sel terdapat
penimbunan reticulum endoplasma granular (ergastopl
asma). Apkes sel terisi oleh
granula sekresi prot ceous. Inti sel-sel mukosa gep
eng dengan kromatin yang dapat
padat terletak dekat basal sel; mereka tidak mempun
yai ergoplasama, dan
mempunyai granula-granula sekresi yang nyata. Duktu
s interkalaris pendek dan
dibatasi oleh epitel kubis. Sel ini bercorak terdir
i atas sel-sel toraks dengan sifat sel
yang mentransfer ion, seperti invaginasi membran ba
salis dan penimbunan
mitokondria.
1. Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar asinosa bercab
ang, bagian
sekretorisnya terdiri atas sel-sel seromukosa. Gran
ula-granula sekresinya kaya akan
protein dan memiliki akitivitas amylase.
2. Kelenjar Submandibularis (Submaxilaris)
Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar tubulo
asiner bercabang.
Bagian sekretorisnya tersusun atas sel-sel mukosa d
an seromukosa. Sel-sel
seromukosa mengandung granula-granula sekresi prote
in dengan aktivitas amilotik
lemah. Sel-sel pada kelenjar submandibularis dan su
blingualis mengandung dan
mengsekresi enzim lisosim, yang aktivitas utamanya
adalah menghancurkan
dinding bakteri.
3. Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar tubulo-as
iner bercabang.
Histofisiologi kelenjar saliva
Fungsi saliva adalah membasahi dan melumasi makanan
dilakukan oleh air
dan glikoprotein. Saliva pada manusia terdiri atas
sekresi kelenjar parotis (25%),
submandibularis (70%), dan sublingualis (5%). Amila
se saliva berperan dalam
pencernaan amilum (karbohidrat). Pencernaan ini mul
ai dalam mulut, tetapi juga
berlangsung dalam lambung sebelum getah lambung men
gasamkan makanan,
dengan demikian sangat mengurangi aktivitas amilase
.
Sekresi saliva diregulasi oleh sistem saraf simpati
s dan parasimpatis,
keduanya mempunyai ujung-ujung saraf dalam kelenjar
-kelenjar tersebut. Simpatis
menghambat parasimpatis memacu.
Pankreas
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin
. Bagian endokrin
terdiri atas pulau Langerhans, dan bagian eksokrin
terdiri atas kelenjar asiner, maka
disebut bagian asini pankreas.
Sel asiner pankreas merupakan sel serosa, dan memil
ki sifat memsintesis
protein. Setelah disintesis dalam bagian basal sel,
maka proenzim selajutnya
meninggalkan retikulum endoplasma kasar dan masuk a
pparatus Golgi. Proenzim-
proenzim tersebut dikumpulkan dalam vesikel-vesikel
sekresi yang disebut sebagai

Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti
9
granula prozimogen. Granula sekresi yang matang (gr
anula zimogen), melekat
pada membran dan terkumpul pada bagian apical (ujun
g) sel. Bagian eksokrin
pankreas manusia mensekresikan:
1.
air
2.
ion-ion: bikarbonat.
3.
enzim: karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribon
uklease, lipase, dan
amilase.
4.
proenzim sebagai berikut: tripsinogen, kimotripsino
gen.
Regulasi sekresi asini pankreas diatur oleh 2 hormo
n – sekretin dan
kolesistokinin (dahulu dinamakan pankreoenzim) – ya
ng dihasilkan oleh mukosa
duodenum. Perangsangan nervus vagus (saraf parasimp
atis) juga akan
meningkatkan sekresi pankreas.
1.
Sekretin bersifat merangsang sekresi cairan, sediki
t protein (enzim) dan
kaya akan bikarbonat. Fungsinya terutama mempermuda
h transport air dan
ion. Hasil sekresi ini berperanan untuk menetralkan
kimus yang asam
(makanan yang baru dicernakan sebagian) sehingga en
zim-enzim pancreas
dapat dapat berfungsi pada batas pH netral optimaln
ya.
2.
Kolesistokinin (CCK) merangsang sekresi cairan (sed
ikit), banyak protein
dan enzim. Hormon ini bekerja terutama dalam proses
pengeluaran
granula-granula zimogen. Kerja gabungan ke dua enzi
m tersebut
menghasilkan sekresi getah pankreas yang kaya akan
enzim.
Hati (Hepar)
Hati merupakan organ terbesar dari tubuh, setelah
kulit, terletak dalam
rongga abdomen di bawah diafragma. Sebagian besarny
a darahnya (sekitar 70%)
berasal dari vena porta. Melalui vena porta, semua
zat yang diabsorpsi melalui usus
mencapai hati kecuali asam lemak, yang ditranspor m
elalui pembuluh limfe.
Lobulus Hati
Hati tersusun atas sel-sel hati yang disebut hepato
sit. Sel-sel epitel ini
berkelompok dan saling berhubungan dalam susunan ra
dier (menjari) membentuk
suatu bangunan yang disebut lobulus hati. Pada hew
an tertentu (misalnya babi),
lobulus satu dengan lainnya dipisahkan oleh lapisan
jaringan penyambung.
Celah portal, terdapat pada sudut-sudut polygon hat
i (lobulus hati) dan
diduduki oleh segitiga portal (trigonum portal). Se
gitiga porta hati manusia
mengandung venula (cabang dari vena portal); dan ar
teriol (cabang dari arteria
hepatica); duktus biliaris (bagian dari sistem salu
ran empedu); dan pembuluh-
pembuluh limfe.
Sinusoid kapiler memisahkan sel-sel hati. Sinusoid
merupakan pembuluh
yang melebar tidak teratur dan hanya terdiri atas s
atu lapisan sel-sel endotel yang
tidak utuh (kontinyu). Sinusoid mempunyai pembatas
yang tidak sempurna dan
memungkinkan pengaliran makromolekul dengan mudah d
ari lumen ke sel-sel hati
dan sebaliknya. Sinusoid berasal dari pinggir lobul
us, diisi oleh venula-venula
dalam, cabang-cabang terminal vena porta, dan arter
iola hepatica, dan mereka
berjalan ke arah pusat, di mana mereka bermuara ke
dalam vena centralis. Pada
sinusoid juga mengandung sel-sel fagosit yang diken
al sebagai sel
Kupffer
.

0 komentar: